FT10@TheBeatFT10@TheBeat1

The Fashion Architects

October 13, 2009

Trisha Sertori ,  Contributor ,  Nusa Dua   |  Sat, 10/10/2009 11:22 AM  |  Lifestyle

Still life: APPMI’s fashion tendance 10 brought together fashion designers, architects, product and interior designers to create a fashion show that had elements of a contemporary art exhibition.

Still life: APPMI’s fashion tendance 10 brought together fashion designers, architects, product and interior designers to create a fashion show that had elements of a contemporary art exhibition.

The lines between fashion, art and architecture were blurred last Saturday by Bali’s sizzling hot design crowd at the APPMI (Indonesian Fashion Designers Association) fashion tendance 10 group show. Read the rest of this entry »

Capture-005416Capture-005402

“Miss Centhini” by Dewi Suarjani + Ayip

Capture-005469Capture-005402

“Atlantis Once Upon A Time” by Monika Weber + Muji Ananta

Capture-005400Capture-005402-2

“Day Dreamer” by Agnes Caroline (Fashion Designer) & Veny Lydiawati (Products Designer)

Capture-005421Capture-005402

“Dinner with Dwi Iskandar & Eko Prabowo” by Dwi Iskandar (Fashion Designer) + Eko Prabowo (Product/Graphic Designer)

Capture-005430Capture-005402

“CONTAINER OF HOPE : Our Futuristic Wonderland” By Eny Ming (Fashion Designer) + Vicky Trinita (Architect-Interior Designer)

Capture-005445Capture-005402

“NOZOMI” By Angeliqa Wu ( Fashion Designer) + Heri De Jong (Accesories Designer)

Capture-005458Capture-005402

“COINCÉ ENTRE DEUX (STUCK IN BETWEEN)” By Putu Aliki (Fashion Designer) dan Yoka Sara (Architect)

Capture-005414Capture-005402

“TROPICAL PARADISE” By Ali Charisma (Fashion Designer) + Made Kebath Bendesa (Painter)

Capture-005489Capture-005402-2

“TRAVELLING LIGHT IN STYLE” By Oka Diputra (Fashion Designer) + Putu Edy Semara (Arsitek)

Capture-005482Capture-005402

“MAYADENAWA MOMENT SPACE” By Tude Togog ( Fashion Designer) + Iwan Sastrawan (Architect)

FT Collaborators_Page_06

DAY DREAMER
Karya Kolaborasi Agnes Caroline (Fashion Designer) & Veny Lydiawati (Products Designer)
Bayangkan kita melarikan diri ke teduh dan sejuknya suasana hutan Borneo dari hiruk pikuknya rutinitas tiada akhir. Hentikan semua pemikiran bahwa yang berbau alam harus menuntut kita untuk merubah pola hidup ke ala primitive dan berbau tradisional, atau memindahkan semua isi hutan masuk ke dalam rumah.  Tetapi permainan tata ruang  dan pencahayaan bisa memindahkan kita ke teduhnya hutan Borneo melalui teleportasi perpindahan dimensi yaitu ruang tanpa batas, seluas hamparan pepohonan hutan tropis bahwa sekat ruangan tidak harus melulu di wujudkan oleh tembok – tembok yang mengungkung, tapi bisa dengan permainan sulur dan cahaya yang memberikan kita batasan ruang.  Warna – warni alam juga membangkitkan atmosfir dan environment; kehidupan liar hutan, busuknya dedaunan yang gugur ke ribaan bumi pertiwi , birunya sungai yang begitu dalam. Jadi, saat menutup mata dan menghela nafas panjang, serasa sedang berpindah alam kembali ke teduh dan sejuknya alam Borneo yang menyimpan misteri.

Agnes Caroline (Fashion Designer)
Agnes Caroline kecil berkutat dengan kecintaannya dengan komik dan film science fiction. Termasuk legenda STAR TREX. Hal ini yang banyak memberikan pengaruh bagi Agnes. Banyak dari garis rancangannya yang terbilang freak!  Unusual ! Tidak normal! Karena kecintaannya terhadap garis rancangan yang electro.
Menempuh pendidikan di sekolah umum biasa sampai di tingkat SMA. Dan memutuskan untuk langsung terjun di usaha keluarga. Kebutaan terhadap dunia garment production yang akhirnya memaksa ia untuk membekali diri dengan ilmu fesyen. Beberapa kali mengikuti Fashion Tendance APPMI, baik yang di Jakarta maupun  di Bali. Beberapa kali mengikuti ajang Bali Fashion Week. Agnes dengan kecintaannya siap memberikan kontribusi yang terbaik untuk dunia fashion.

Veny Lydiawati (Products Designer)
Veny Lydiawati kelahiran Yogyakarta 1976 mendapat bachelor degree dalam industrial design dari Tunghai University of Taiwan pada tahun 2000. Veny mengikuti beberapa workshop master diantaranya: “Shop Vision ,Design of  the selling relationship” oleh Giulio Ceppi di DOMUS ACADEMIA, Milan, ITALY in March , 2004 dan Industrial Design oleh Stefano Givannoni di DOMUS ACADEMIA, Milan, ITALY , July 2004 . Menyeelsaikan kursus dengan Course of Design, NABA ( Nuova Accademia di Belle Arti  Milano),ITALY, pada 2005 untuk bidang Product dan  Interior Design. Tahun 2005 melakukan Internship di Architecture Studio CERQUIGLINI-ROSSI, Bovisio Masciago (MI) ITALY sebagai dalam product dan graphic design.
Beberapa pengalaman profesionalnya adalah desainer di Delta Design, Taichung-Taiwan 1998, pada 1999 menjadi asisten jewelry designer di Bien Studio Jewelry, Taichung, Taiwan, pada 2006-2007 menjadi product development manager Jenggala Ceramic dan 2007 hingga saat ini mendirikan V-Design sebagai Product Design Consultant & Homeware Product.

DAY DREAMER
Collaboration between AGNES CAROLINE (FASHION DESIGNER) & VENY LYDIAWATI (PRODUCT DESIGNER)
Imagine an escapade to the lush tropical forest of Borneo, far from the bustle of our endless daily chores. Going back to Mother Nature does not mean one has to go back to primitive or traditional way of thinking, one doesn’t have to bring in the forest into one’s home.
Through light effects and space allotment we teleported the lushness of Borneo’s forest into a room with no boundaries, The use of colours also evoke the atmosphere of a tropical forest, its wild life, the decaying leaves on its floor and the swift flow of its deep river.
With a sigh and our eyes closed we feel we are back in the soothing embrace of mysterious Borneo’s forest.


FT Collaborators_Page_05

NOZOMI
Karya Kolaborasi Angeliqa Wu ( Fashion Designer) & Heri De Jong (Accesories Designer)

Angeliqa Wu dan Heri De Jong terinspirasi oleh Jepang dan Bali….
Dengan inspirasi tersebut tergambar sebuah display dengan suasana taman Jepang yang diimpikan oleh Nozomi.
Background yang digunakan untuk suasana tersebut akan lebih minimalis dan nyaman…. dilengkapi property berupa ranting2 pohon yang dimodif dan suasana Jepang dengan nuansa putih….

Angeliqa Wu (Fashion Designer)
Angeliqa Wu lahir 1978 di Bali dan menamatkan studi fashionnya di Fashion Design Faculty at the KvB Institute of Technology, Sydney Australia pada tahun 1998. Angeliqa memulai debutnya pada tahun 2002 dengan membuat fashion show koleksi evening wear.

Angeliqa aktif di APPMI hingga saat ini. Konsep dan gayanya dalam mencipta dan berkreasi adalah Feminin, Romantic dan Girlie Style. Bali dan kota-kota di Asia menginspirasi desain-desain Angeliqa Wu.

Heri De Jong (Accessories Designer)
Heri De Jong kelahiran Medan, 16 Agustus 1977, di awal kariernya Heri berkecimpung di bidang Home Decoration. Selama 2 tahun Heri bekerja di Singapore sebagai Wedding Decorator, setelah itu ia bekerja di Jakarta, di salah satu perusahaan Home Decoration selama 4 tahun.

Dalam perjalanan kariernya, Heri memiliki perhatian khusus pada accessories. Ia pun pernah menjadi Asisten Desainer Aksesoris Rinaldy. Setelah mendalami bidang Accessories, akhirnya Heri membuat label sendiri untuk aksesoris yang didesainnya dengan label HDJ atau Heri De Jong.

NOZOMI
Collaboration between ANGELIQA WU (FASHION DESIGNER) &
HERI DE JONG (ACCESSORIES DESIGNER)
Angeliqa Wu dan Heri De Jong are inspired by Japan and Bali which prompt them to create a display of a Futuristic Japanese garden dreamed by a girl. The display has a minimalist and comfortable approach. Dominated by white, they use tree branches combined with a Japanese style door to create an intense Japanese feeling.

FT Collaborators_Page_04

TROPICAL PARADISE
Karya Kolaborasi Ali Charisma (Fashion Designer) dan Made Kebath Bendesa (Painter)

Terinspirasi dari masa lalu dan masa kini dalam sebuah momen yang istimewa. Dengan kilau warna masa kini yang bernuansa seni dan magis berpadu dengan traditional culture.

Sebuah pengandaian yang memadukan antara siapa sesungguhnya kita dan apa yang menjadi tujuan kita. Cahaya yang membawa kita ke “Tropical Paradise”

Ali Charisma (Fashion Designer)
Kreatifitas bagi Ali Charisma adalah membangun ekspresi personal yang elegan dan glamour yang dikombinasikan dengan ciri khas pribadi yang mendetail. Ali membawakan visi yang konsisten dalam ekspresinya berupa harmoni yang dicapainya melalui warna dan tekstur yang sangat ekstrim (berlawanan).

Ali memperoleh keseimbangan dalam bisnis dan kreatifitas dan memulai melalui rangkaian Fashion Week di Jakarta, Bali, Hong Kong dan Kuala Lumpur. Posisinya kini sebagai Ketua BPD APPMI Bali secara aktif mendorong terbentuknya Indonesia sebagai salah satu basis fesyen terkemuka di Asia.

Ali juga berkesempatan mengikuti pameran Internasional di Dubai, Madrid dan Paris. Seiring prestasi kreatifnya, kini bisnis fesyen Ali merambah pasar fesyen di Eropa, Amerika, Timur Tengah dan Australia.

Made Kebath Bendesa (Painter)
Made Kebath Bendesa lahir di Bali 1974 adalah salah satu pelukis muda Bali yang telah memiliki pengalaman berpameran baik di dalam dan luar negeri.
Pameran internasionalnya yang pertama di Just Line Gallery, Perth-Australia dan juga di Timeless Art Gallery Amsterdam. Tahun 2006 berpameran di Joe Fong Kuala Lumpur dan 2007 di Living Vienna Gallery di Vienna, Austria.

Kebath telah memiliki personal style yang dilahirkan dari pengalamannya dalam melukis dengan berbagai media serta eksperimen yang merespon konsepnya tentang garis dan bentuk yang dinamis dan memiliki energi. Kini Kebath memiliki studio sekaligus gallerynya di The Kebath Studio Seminyak.

TROPICAL PARADISE
Collaboration between ALI CHARISMA (FASHION DESIGNER) &
MADE KEBATH BENDESA (PAINTER)
Made’s paintings are inspired by Bali’s past and present captured in a memorable moment.  It’s an effort of juxtaposing the idea of whom we are and what we want to achieve. Ali’s dresses are inspired by the modern side of Bali’s life. The colours used mimic Earth’s natural hues. The display features the brilliance of today’s colours, all laden with artistic and magical nuances. The use of Bamboo reflects the traditional side of Bali. The glass panels represent its modern side.

FT Collaborators_Page_03

MISS CENTHINI
Karya Kolaborasi Dewi Suarjani ( Fashion Designer) & Ayip (Graphics Designer)

Centhini adalah sesuatu yang terpendam. Karya Sastra klasik yang disebut juga sebagai ensiklopedi Jawa yang dibawakan dalam bait-bait tembang nan indah dan memiliki kedalaman makna. Keberadaannya termasuk misteri karena menjadi semacam dikotomi antara keagungan nilai hidup dan kesemena-menaan bersikap.

Miss Centhini adalah sebuah pengandaian menghadirkan sosok imajiner Centhini menjadi seseorang bak jelmaan dewi ilmu pengetahuan nan mempesona, penuh misteri dengan inner beauty.

Busananya mengambil potongan dan pola busana jawa awal abad 19 yang minim dengan jahitan dan didominasi warna gold dan gradasi dengan motif bertema awan sebagai simbolik menembus dimensi ruang dan waktu.

Dewi Suarjani (Fashion Designer)
Dewi suarjani Lahir di Singaraja pada tgl 16  Desember 1972. Mengikuti Pendidikan Tata Busana di Adrianto Halim sebagai Angkatan pertama pada tahun 1999. Dewi mulai  bergabung di APPMI pada tahun 2004 sampai sekarang.

Ekspresi Dewi dalam karya fashionnya memiliki kecenderungan bernuansa sexy-elegan dan Etnik-Modern. Karya yang dihasilkannya beragam baik kebaya ,Uniform maupun Gaun Pesta.

Ayip (Graphics Designer)
Ayip menyelesaikan studi desain di Universitas Udayana dan ISI Denpasar di Fakultas Desain dengan jurusan Desain Komunikasi Visual. Semenjak 1991 mendirikan Matamera Communications, sebuah biro desain dan kreatif yang masih dikelolanya bersama teman-teman hingga kini.

Tahun 2008 Ayip menerbitkan buku visualnya yang pertama “I See Indonesia” yang menandai 100 tahun Kebangkitan Nasional Indonesia. Ayip aktif di organisasi Adgi (Asosiasi Desainer Grafis Indonesia) dan Bali Creative Community.

MISS CENTHINI
Collaboration between DEWI SUARJANI (FASHION DESIGNER) & AYIP (GRAPHIC DESIGNER)
Centhini, the classical literature is said to be the ultimate encyclopedia of Javanese culture in the form of poems and rhymes. Each of its verse is laden with mystery and controversy resulting in a dichotomy. Miss Centhini is a fictitious character, a reincarnation of both the goddess of knowledge and our everyday woman.
Her dresses are inspired by the way the woman on 19th century Javanese women dress. The collection focuses on drapery technique and is dominated by golden colour and cloud motifs symbolising a journey the dimension and time.

FT Collaborators_Page_10

DINNER WITH DWI ISKANDAR DAN EKO PRABOWO
Karya Kolaborasi Dwi Iskandar (Fashion Designer) dan Eko Prabowo (Graphics & Product Designer)

Cara berpakaian orang jawa pada jaman dahulu dan masih sampai sekarang khususnya generasi tua. Dengan pemakaian kain yang di balut kan ke badan, dari dada ke bawah, ataupun dari pinggang ke bawah. Adanya pemakaian kemben dan slendang, baik sebagai penutup bahu, maupun sebagai tali pinggang.

Menonjolkan teknik drap dan wrap. Dengan detail lipit dan teknik lipat. Aksen piping dan potongan yang berupa garis garis lurus. Secara keseluruhan terlihat struktural dan bervolume.

Dwi Iskandar (Fashion Designer)
Dwi Iskandar berlatar studi fashion di Fashion School of Adrianto Halim di Bali. Dwi mengkombinasikan inspirasi motif etnik dan materi natural etnik dengan desain kontemporer untuk desain unik busana koleksi pria dan wanita.

Dwi membuka butiknya di Bali pada tahun 2001 yang menyediakan casual wear untuk pria dan wanita. Segera setelah sukses dengan koleksi ready-to-wear, Dwi mendesain cocktail & evening dress sebagai bagian dari proses berkaryanya di kancah industri fesyen di Bali. Dwi kerap andil dalam ajang fashion Nasional serta Internasional sebagai bagian dari dinamikanya dalam berkreatifitas.  Tahun 2002 Dwi juga mendesain uniforms untuk beberapa hotel, restoran dan kafe kenamaan di Bali.

Eko Prabowo (Graphics/Product Designer)
Eko Prabowo menamatkan studinya di  Industrial Product Design, Trisakti University, Jakarta dan Mechanical Engineering, University of Indonesia, Jakarta dan semenjak 1991 aktif menjadi konsultan kreatif untuk produk, grafis, interior dan craft dalam naungan Design Eko Creative Consultant yang didirikannya.

Selain aktifitas konsultan untuk klien-kliennya seperti Aman Resort Group, Four Seasons Resort, Freeport, IALF Bali dan beberapa nama besar lainnya, Eko juga aktif mengikuti pameran di berbagai tempat seperti:
1989     PNE, Vancouver, Canada – rattan furniture (cv Lariza)
1989     Milan, Italy & Koln, Germany – rattan furniture (Ligna)
1988     Indonesian Craft for Interior Design, Jakarta (rattan)
1990     High Point, USA rattan furniture (cv Lariza)
1997     JADEX, Jakarta Art and Design Expo (furniture)
2000    Amankila, Bali – sketches of Bali
2001    Jenggala Keramik – joint, sketches of Bali
2002    Ibah Luxury Villas – sketches of Bali

DINNER WITH DWI ISKANDAR & EKO PRABOWO
Collaboration between DWI ISKANDAR (FASHION DESIGNER) & EKO PRABOWO (GRAPHIC & PRODUCT DESIGNER)
This collaboration is inspired by the Javanese ways of thinking of the past especially those of the older generation. The collection itself is a take on the Javanese way of dressing with the use of swathes of cloths wrapped from the chest down to the waist. In addition a scarf is worn to cover the shoulder or as a sash. The details feature pleats and piping technique. The silhouette is straight with a structured overall look.

FT Collaborators_Page_09

CONTAINER OF HOPE : Our Futuristic Wonderland
Karya Kolaborasi Eny Ming (Fashion Designer) and Vicky Trinita (Architect-Interior Designer)

Kontainer adalah sebuah komponen yang memiliki isi komponen lain di dalamnya. “Container of Hope” adalah sebuah wonderland yang merupakan creative space yang sangat erat hubungannya dengan harapan sebagai positive feeling dan sesuatu bagai mimpi kehidupan.

Gagasannya adalah menyeimbangkan  desain dan keindahan dengan utilitas dan membawakan ragam fungsi sebagai ekspresi fleksible dari future urban lifestyle. Fashion dan ruang karya kolaborasi Eny Ming dan Vicky Trinita terinspirasi oleh materi organic dan natural, dengan kombinasi garis lurus dan lengkung terekspresi dalam fashion dan menjadikan detail yang geometris menunjukan garis feminine dan maskulin. Dalam fashion digunakan materi natural dan polyester sedang pada desain ruang, furniturenya menggunakan rotan yang sangat flexible.

Eny Ming (Fashion Designer)
Eny Ming dilahirkan di Bali 1979 dan dibesarkan dalam keluarga yang berkecimpung dalam industri fesyen sehingga  menginspirasinya menjadi seorang perancang busana. Setelah menyelesaikan SMA, Eny Ming melanjutkan kursus fesyen secara private dan setelahnya melanjutkan di Lassalle International Design School  di Singapura hingga lulus tahun2001.
Karya akhirnya di Lassalle mendapat anugerah “The Best Collection” Selama studi di Lassale aktif mengikuti kompetisi fashion design terkemuka seperti Makuhari, Brother Cup Young Design Competition, Smirnoff Young Designer Contest dan Melandas Design Competition.

Eny Ming meluncurkan labelnya sendiri MING pada tahun 2003. Pada tahun 2004 mengikuti Bali Fashion Week dan pada tahun 2007 bergabung dalam APPMI hingga saat ini. Tahun 2007 memperoleh hadiah utama dalam kompetisi desain LPM (Lomba Perancang Mode) yang diadakan oleh Femina Group dan berhak untuk mengikuti scholarship di Fashion Institute of Design and Merchandizing (FIDM) di Los Angeles Amerika Serikat yang menjadi sebuah pengalaman berharga bagi karirnya dalam dunia fesyen.

Vicky Trinita (Architect-Interior Designer)
Vicky Trinita adalah seorang desainer Interior architect yang menamatkan studi arsitekturnya di Universitas Katolik Parahyangan Bandung tahun 2002. Pengalaman profesionalnya dimulai sebagai student surveyor di Arkodeko (Arsitektur Kota dan Desain Perkotaan), lalu pada tahun 2002 juga menjadi Student Junior Architect di VC id Architecture Studio di Bandung.

Karirnya di Bali dimulai dengan bergabung di biro arsitek HST Architect & Associates pada tahun 2002-2005 sebagai architect-design team. Lalu pada tahun 2005-2006 menjadi personal asisten David Houghton, principal DJH Interior & Associates. Semenjak itu hingga saat ini menjadi independen desainer architect-interior.

CONTAINER OF HOPE: Our Futuristic Wonderland
Collaboration between ENY MING (FASHION DESIGNER) & VICKY TRINITA (ARCHITECT-INTERIOR DESIGNER)
A container is a component that holds other components. “Container of Hope” is wonderland of creative space. The idea is to create an equilibrium between designs and its utility, presenting its various functions as a flexible expression of futuristic urban lifestyle.
The collaboration is inspired by the organic material and uses the combination of straight lines and curves. All expressed in the form of dresses with geometric details with feminine and masculine silhouette.

FT Collaborators_Page_02

ATLANTIS ONCE UPON A TIME….
Karya Kolaborasi Monika Weber dan Muji Ananta

Inspirasi Atlantis hadir dari legenda sebuah kota yang hilang dimana kebudayaan yang luhur terbenam di dasar samudera. Gagasan ini dihadirkan dalam garis dan pola Kebaya yang tidak lazim dan sangat khusus dengan pewarnaan bernuansa pale peach, pearl, bronze dan gold. Untuk menegaskan ide ini materi yang digunakan adalah Satin silk, chiffon, lace dan teffeta.

Monika Weber (Fashion Designer)
Mengenyam pendidikan fashion semenjak 1990 di Cor Jesu High School for Fashion di Malang dilanjutkan dengan Susan Budiharjo Fashion Academy lalu ESMOD Jakarta yang diselesaikannya tahun 1998.

Beberapa prestasinya diraih melalui ajang kompetisi fashion seperti 10 Indonesian finalist for Concours International des Creatures de mode, Paris – France. Tahun 1999 menjadi Second winner of The Young Indonesian Designer’s New Millenium Competition di Jakarta.
Dan menjadi Finalist of Indonesian Young Designer Contest ( IYDC ), Jakarta serta First winner of Recycle Clothing Competition, Clean Up Bali, Denpasar – Bali yang keduanya diraih pada tahun 2000.

Acara-acara penting fashion baik dalam dan luar negeripun diikutinya seperti Bali Fashion Week. Monika memiliki sendiri Monika Home of Fashion yang banyak berkreasi dalam busana wedding dan Art Kebaya.

Muji Ananta (Fashion/Graphics Designer)
Muji Ananta memulai pendidikannya di Sekolah Seni Rupa Solo dan Yogyakarta jurusan Seni Kriya serta dilanjutkan dengan Desain Komunikasi Visual dan Kursus Tata Busana Adrianto Halim.

Muji Ananta memulai karirnya sebagai visual merchandiser  untuk Ramayana Department Store  dan Tunjungan Plaza di beberapa kota di Indonesia. Menjadi pengajar fashion di Bali Design School (2007), Susan Budiharjo (2008) dan di EZ Fashion Design School hingga saat ini. Fashion Show yang pernah diikutinya mulai dari Bali Fashion Week 2001, 2005, 2007 dan Hong Kong Fashion Week 2006, juga Fashion Blast, APPMI fashion show 2004, Fashion Exploration, APPMI Tendance, Jakarta.2005 dan Cross Road, APPMI Fashion Tendance, Nusa Dua – Bali.2007

Selain Fashion, Muji menyukai theater, dance dan lukis, telah mengikuti beberapa lomba dan pameran, baik, pameran seni kriya, patung, lukis di Solo dan Jogya. Muji juga berminat di dunia film dan graphic design.

ATLANTIS ONCE UPON A TIME…
Collaboration between MONIKA WEBER (FASHION DESIGNER) & MUJI ANANTA (FASHION/GRAPHIC DESIGNER)
Inspired by Atlantis, a mythical city with advanced culture lost and swallowed by the ocean. The idea of the city is represented by Kebayas with unusual cuts and hand dyed fabric. The colours are pale peach, pearl, bronze and gold. The fabrics used are satin silk, chiffon, lace and taffeta.

FT Collaborators_Page_07

TRAVELLING LIGHT IN STYLE.
Konsep Kolaborasi Oka Diputra (Fashion Designer) dan Putu Edy Semara (Arsitek)
Sesuai dengan tema koleksi busana yang ditampilkan, mood travelling menjadi titik awal. Booth akan dirancang agar menyerupai lobby atau foyer sebuah beach resort modern & futuristic. Berhubung Putu Edy Semara adalah seorang arsitek maka tampilan foyer atau lobby ini menonjolkan garis-garis khas arsitektur geometris. Kami akan bermain dengan garis geometris bergelombang serta tata lampu untuk memberikan suasana travelling di mana semua insan yang terlibat selalu on-the-move. Di samping itu peletakan aksesori seperti bagasi dan trolley di tempat yang strategis akan mendukung mood travelling juga.

Oka Diputra (Fashion Designer)
Oka Diputra adalah fashion designer muda Bali yang sangat berbakat dengan segudang prestasi dan kreatifitas. Eksistensinya tidak saja di dunia fesyen nasional namun juga internasional ditandai dengan banyaknya pagelaran busana dan pameran yang dilakukan di Negara-negara asia maupun eropa.
Butiknya, OKANE di Kuta adalah salah satu gerai yang menjadi gallery bagi karya-karyanya disamping juga beberapa lainnya di Spanyol, Yunani, Thailand dan juga Toronto Canada.
Karya-karya fashionnya juga kerap termuat di majalah fesyen Nasional dan Internasional. Kariernya di dunia fesyen dimulai dari bawah dan dengan ketekunan serta kreatifitasnya telah membawanya kepada posisi penting sebagai salah seorang designer muda Indonesia yang diperhitungkan.

Putu Edy Semara (Architect)
Putu Edy Semara adalah salah satu arsitek muda Bali dengan prestasi dan kreatifitas terutama dalam hospitality arsitektur. Arsitek yang mendirikan Edy Semara Associates ini memnangkan kompetisi bergengsi oleh BCI Asia untuk green design dengan karyanya The Campuan.
Karyanya yang lain selain arsitek untuk  Coconut Groove Sanur, Villa M dan beberapa karyanya di luar negeri juga Lubang Angin 3 dimensi  yang dipatenkan saat Bali Creative Power 2008. Putu Edy Semara juga banyak diundang untuk menjadi pembicara pada seminar arsitektur

AUTOUR DU MONDE EN 8 TENNUES.
KONSEP KOLABORASI OKA DIPUTRA (FASHION DESIGNER) & PUTU EDY SEMARA (ARCHITECT)
As the title suggest, the collections is inspired by traveling. The display is designed to mimic the foyer or lobby of a modern and futuristic resort. Putu Edy Semara an architect based in Bali achieves it by the use of geometrical and architectural blocks. The wavy lines and the effects of lighting suggest a mood that permeates the lifestyle of people who’s constantly on the move. Baggages and trolley are placed strategically to even further bring out the mood.

FT Collaborators_Page_01

COINCÉ ENTRE DEUX (STUCK IN BETWEEN)
Karya Kolaborasi Putu Aliki (Fashion Designer) dan Yoka Sara (Architect)

Kehidupan modern dengan gaya hidup yang tinggi. Kadang membuat seseorang lupa akan kampung halamannya atau daerah dari mana mereka berasal. Dan terkadang juga mereka rindu akan hal-hal yang berbau kampung halamannya.  Akan tetapi manusia sekarang begitu cepatnya beradaptasi dengan globalisasi, maka disitulah dibutuhkan intensitas kehidupan dan daya kerja yang tinggi. Sepertinya 24 jam pun masih kurang. Sebenarnya kehidupan manusia selalu berada “in between” (diantara).
Disini aLiki dan Yoka berusaha untuk menggabungkan antara kekontrasan kehidupan di dunia “High-Fashion Modern City” – Paris dengan “Gaya Penduduk Asli” – yang mana disini Monk – penduduk asli Vietnam yang dipakai sebagai objek nya. Mengambil suasana Metro dengan orang-orang Fashion yang mengantre menunggu kereta dating, tapi tetap menghadirkan gaya berpakaian yang modis dan variatif (gaya berpakaian Monk akan disadurkan ke Modern Look – gaya berpakaian modern atau bisa disebut Fashion Now).

Putu Aliki (Fashion Designer)
aLiki adalah wanita Bali yang juga dikenal sebagai nama merk dagangnya. Terlahir dari keluarga seniman. Sempat mengenyam pendidikan senirupa di PSSRD Universitas Udayana Denpasar. Lulusan Harry Darsono Art and Design College di Jakarta pada tahun  1997. Pernah bekerja sebagai desainer di salah satu garment di Bali, sebelum akhirnya memutuskan untuk menjadi desainer dan memulai bisnisnya sendiri.
Dengan memegang tradisi Balinya yang kental membuatnya lebih sensitif dalam menjalani kehidupan. Musik banyak memberinya inspirasi dalam mendesain dan juga cara berpikir. Rancangannya dibuat dengan Cinta dan Kontroversi, diperuntukan bagi wanita yang ingin tampil unik dan misterius, bukan sexy. Gothic Romance adalah karakter dirinya. Bergabung di BPP APPMI Jakarta pada tahun 2003 dan membawa asosiasi tersebut ke Bali pada tahun 2004, hingga sekarang masih menjabat sebagai Wakil Ketua BPD APPMI Bali. aLiki juga aktif berpartisipasi di ajang pagelaran busana Nasional maupun Internasional, seperti: Fashion Tendance Jakarta maupun Bali, Jakarta Fashion Food & Festival, Bali In Fashion dan Jakarta Fashion Week. Dan juga ajang pameran dunia yaitu Bali Fashion Week, Hong Kong Fashion Week dan World Boutique Hong Kong. Hingga 5 tahun belakangan ini tekun bergelut dibidang eksport.

Yoka Sara (Architect)
Yoka Sara adalah salah satu arsitek terkemuka se-ASIA. Karyanya Balisani Suites disebut sebagai 5 dari Contemporary/Traditional Hotel Developments oleh Made Widjaya (Architecture of Bali). Pilosopi dari Yoka adalah ‘Balance In Architecture’- Keseimbangan dalam arsitek. Tak ada dari karyanya yang sama, yang mana menggambarkan inspirasi dari pulau dan alamnya. Dengan karakter yang Paramount. Karyanya adalah The Palatial Kama Sutra – Bali, The Waka Gangga Resort in Tabanan – Bali, Deluxe Resort Casabrina di Bentong Pahang – Kuala Lumpur Malaysia dan juga Rumah Pribadi di Kuala Lumpur, dan masih banyak lagi.

COINCÉ ENTRE DEUX (STUCK IN BETWEEN)
Collaboration between PUTU ALIKI (FASHION DESIGNER) &
YOKA SARA (ARCHITECT)
The modern way of high life often makes people forget where they come from but often enough they also miss their homeland. People are easily adapted to the globalization that demands intense and high working capability. It seems 24 hours are not enough. People live in the twilight world, they are always “in between”. Here, as their object of focus, aLiki dan Yoka combine the cotrast between “High-Fashion Modern City”-Paris lifestyle with traditional life of the indigenous Vietnamese tribe. Through the display they bring the atmosphere of a Metro station in Paris full of fashionable Parisians waiting for the train.

FT Collaborators_Page_08

MAYADENAWA MOMENT SPACE
Karya Kolaborasi Tude Togog ( Fashion Designer) & Iwan Sastrawan (Arsitek)

Dikisahkan sebuah legenda yang terjadi di Bali, khususnya Gianyar, yaitu legenda Mayadenawa. Legenda perang antara Mayadenawa, seorang raja keturunan raksasa yang dapat berubah wujud menjadi apa saja dan melarang pengikutnya menyembah Tuhan, dengan Bhatara Indra yang berasal dari surga.

Legenda tersebut akan diterjemahkan menjadi moment space. Dimana space yang dibuat bukan menceritakan suatu ruangan dengan pembatasnya tetapi situasi, atmosphere, ekspresi pertumpahan darah licik penuh tipu muslihat yang dibekukan dalam garis-garis  ekspresif yang akan berkolaborasi dengan display fashion, sehingga dapat menjadi dimensi bagai legenda perang Mayadenawa.

Tude Togog (Fashion Designer)
Desainer yang otodidak asal Gianyar ini telah mengikuti banyak acara fesyen diBali. Bergelut dengan bidang tenun Balinya yang ber merk dagang Togog ini, termasuk anggota baru di BDP APPMI Bali.

Iwan Sastrawan (Architect)
Lahir di Denpasar dan menamatkan studi arsitekturnya di Universitas Udayana Bali tahun 2005. Sebelumnya, pada tahun 2004 menjadi part timer sebagai junior architect di Setaru (Seni Tata Ruang) Studio, Lalu setelah lulus hingga kini menjadi tim arsitek PT Bale Legend sebagai principal architect. Bale Legend adalah firma arsitektur yang sebagian besar karyanya untuk hospitality design.

Dengan semangat berkarya dan bereksplorasi yang tinggi, bersama Tim Arsitek Bale Legend Iwan menuangkan karyanya untuk beberapa proyek di Bali, Malaysia dan beberapa negara lainnya.

MAYADENAWA MOMENT SPACE
Collaboration between TUDE TOGOG (FASHION DESIGNER) &
IWAN SASTRAWAN (ARCHITECT)
Once upon a time in Gianyar, Bali there was a gigantic demon king named Mayadenawa who could transform himself into anything he wished for. He forbid his people to believe in God. This collaboration is inspired by the war against  Mayadenawa captured in a frozen moment.

01 fashion-tendance-plan

Ballroom Plan. Big effort Yoka Sara and his team in Bale Legend. To check how it prepare see Yoka Sara’s Blog

02 Tude & Iwan sastrawan

Tude Togog & Iwan Sastrawan

03 Yoka Sara & Putu Aliki

Putu Aliki & Yoka Sara

04 Oka Diputra & Edi Semara

Oka Diputra & Putu Edi Semara

05 Ali Charisma & Made - Angeliqa Wu & Hery De Jong

Ali Charisma & Made Kebath + Angeliqa Wu & Hari De Jong

06 Dwi Iskandar& Eko Prabowo - Ayip & Dewi Suarjani

Dwi Iskandar & Eko Prabowo + Dewi Suarjani & Ayip

07 Agnes Caroline & Veny Lydiawati

Agnes Caroline & Veny Lydiawati

08 Monica & Muji Ananta - Vicky & Eny Ming

Eny Ming & Vicky Trinita + Monika Weber & Muji Ananta

09 the-runaway2

Runway

10 the-runaway

Runway

The Laguna Resort & Spa Thursday, September 3, 2009

Fashion-Tendances-

INDONESIAN FASHION DESIGNERS ASSOCIATIONS BALI CHAPTER
PROUDLY PRESENTS FASHION TENDANCE 2010 ON SATURDAY, 3 OCTOBER 2009
AT THE LAGUNA, A LUXURY COLLECTION RESORT & SPA, NUSA DUA, BALI.

Bali, September 2009 – Fashion Tendance is the annual fashion show event organized by Indonesian Fashion Designers Associations (APPMI – Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia – Bali) which has been formed since 2004 and consists of 15 young and talented members. For this year, the association will present the latest collections of the members with a theme “Legacy for the Future” which will be collaborated with other creative people or artist from Bali Creative Community such as; Interior Designers, Jewellery Designers, Architects, Graphic Designers, Product Designers and other artists to inspire Indonesian Fashion Industry. The event will be held on: Read the rest of this entry »